Senin, 03 November 2008

Antre.......


Sudah pernah melihat gambar seperti ini? Warna biru adalah jika orag bule ngantri, sementara merah adalah gambaran jika urang awak yang harus ngantri. Waktu menerimanya dulu bayangan saya "Ah .. ini sih cuman kalo di bioskop kelas kambing atau antri di kantor pos saja"

Ternyata saya salah besar. Buktinya waktu harus ke Jakarta dengan pesawat Garuda, dan karena komputernya rusak *basi banget gak sih* terpaksa saat check in saya tidak dapat nomer kursi. Alhasil, saya langsung ke ruang boarding untuk mendapatkannya. Si petugas boarding melakukan cek manual dengan daftar yang dia bawa. dan menempelkan sticker nomer kursi. Karena sudah mendekati waktu boarding (btw, gate 8 dibuka 20 menit sebelum keberangkatan, sama seperti kalau tidak ada masalah dengan komputer. ide yang aneh...) akhirnya diputuskan tempat duduk bebas.

Penumpang Garuda yang notabene, menurut saya, lebih "beradab" dari pengantre di kantor pos ternyata sami mawon. Beliau beliau ini langsung bergerombol di depan counter. Lha, ini naik pesawat apa naik angkot yah? Mereka yang berusaha tertib malah terlewat begitu saja. Hem... kalau yang naik garuda saja seperti ini apalagi yang lain ? Bangsaku oh bangsaku......

Selasa, 21 Oktober 2008

.........

What women do when they shopping for a bag
Picture this, it's 7.30PM in the festive week and the bag store is in 4th floor.

Women
She will stop in every floor to look and try to fit SHOES and CLOTHES or stop in every stores with discount signs and not buy anything. Either the color is not right or the size is not available or the style is outdated. By the time, she reach 4th floor, it is already 8.45PM and the store already start closing.

Man
Quietly follow her and waiting outside stores . Not giving any comment for it may upset her. Anyway what man know about fashion update

and they say man are intolerance, selfish, disorganized kind.. *sigh*

Wisata Kuliner

Hampir 2 bulan di Jakarta, akhirnya sempat juga berkunjung ke 2 tempat legendaris wisata kuliner, warteg warmo dan roti bakar edy. Menginap di hotel harris di jalan saharjo tebet, selama itu ternyata tidak bisa membuat saya bisa mengexplorasi wilayah tebet yang sarat dengan alternatif makan seperti bebek ginyo, kambing bakar madu sampai cabangnya sate domba afrika di daerah gajahmada

Warteg Warmo
Di internet alamat jelasnya selalu "semua orang sudah tahu". Ke sini pun sebenarnya karena kehabisan alternatif. Dari belanja susunya si Seno di ITC manggarai, terus nyonya lagi kepengen nostalagia di Soto ayam otoy. Berhubung keluar dari manggarai sudah hampir jam 9 malam, ternyata sudah tutup. Bajaj pun diarahkan ke soto betawi bang husen *kalau tidak salah* tapi nihil.. Soto betawi yang tutup mulai bulan puasa, ternyata belum buka juga. Alhasil, koordinasi dengan bang bajaj tentang lokasi warmo dan meluncur ke sana. Padahal posisinya lebih lebih dekat dari hotel. dari ciri cirinya sepertinya sudah benar. Terpampang nama warung tegal "Jadi mulya" tapi nama ngetopnya ya Warmo itu
Menu untuk malam itu :
buat saya : Udang goreng tepung (tepatnya mirip rempeyek udang, berjajar 5 ekor, ditusuk seperti sate & digoreng tepung), orek usus, tempe goreng tepung, kuah sayur. request paru goreng tapi sudah kosong
buat istri : Udang goreng tepung, orek tempe, mie goreng, kuah sayur
minum : 2 teh botol
Damage cost : 31 ribu. Kata istri, cukup mahal untuk ukuran sebuah warteg.
Rasa : ya.. gitu deh. Atau memang datang di waktu yang kurang tepat yah..

Roti bakar edy
Walaupun di daerah seputaran blok M dekat kampus al azhar, baru kali ini sempat ke sana. Tempatnya sudah bergerombol dengan warung tenda lain, ada ayam bakar, bubur, empek empek dan lain lain. Bahkan ada stand speedy yang menawarkan hotspot buat meja di sekitarnya. Lumayan cerdik juga.
Menu untuk malam itu, roti bakar coke (coklat keju), pisang bakar, jus alpukat, teh tawar. Susu cola yang diorder tak bisa terpenuhi.
Damage cost : sekitar 30 ribuan
Rasa : walaupun dibakar dengan arang, kok tidak ada rasa spesialnya yah.. Dengan harga yang lebih murah, saya & istri sepakat roti bakar di sebelah Gantari blok M lebih makan-able. Mungkin karena tempatnya yang jadi tempat nongkrong anak muda, jadi lebih ramai dikunjungi

Minggu, 19 Oktober 2008

What conquer all ?

• Love
• Labor and perseverance
• Courage
• Truth
• Humor
• Linux

Mr Gates, you really should read this book ( 55 ways to have fun with Google )

Time machine


I wish I could turn back time and met someone years before. Anyone know where to buy warp engine for time traveling ?


pict from here

Kerja lagi....

Setelah hampir 2 bulan on off jakarta surabaya (kebanyakan di jakarta sih) untuk training SAP, akhirnya tadi malam sudah balik lagi ke surabaya. Pesawat batavia yang sedianya berangkat 19.20 ternyata baru berangkat 21.05. Sebanding dengan harganya yang 397 ribu dibanding hampir 900ribu kalau naik Garuda? Kata pepatah jawa, Jer basuki mawa beya, untuk mulya/terhormat/nikmat tentu ada ongkosnya...
Setelah ke rumah om & tante sebentar, langsung ke kantor buat begadang. Kepenginnya sih masih ada beberapa posting hasil "kontemplasi" *cih* di jakarta. semoga bisa kejar tayang dalam minggu ini

Kamis, 25 September 2008

Telkom.net ditutup (sementara) ?

Beberapa kali mencoba akses ke imel telkom.net, masuk ke domain yang aneh. Saya sangka salah ketik atau koneksi dari hotel yang diblok. Ternyata dari konfirmasi detikINET, memang telkom belum membayar perpanjangan domain seharga sekitar US$50. Yup, belum membayar biaya administrasi. Saya pikir tentu masalahnya bukan uang, tapi apalagi kalau bukan carut marut birokrasi dan adminstrasi.

Selasa, 29 Juli 2008

Personal servant Syndrome

Selagi menunggu di lobby kantor pusat perusahaan multi nasional itu dan pencet pencet tombol hape, pemandangan yang sama itu terjadi lagi. Seorang bapak atau ibu turun dari mobil yang saya yakin harganya cukup buat membeli sebuah rumah tipe 90 di Surabaya. Di kursi depan mobil itu ada sopir ,tentunya,dan seorang lagi. Mengingat kantor ini di kawasan 3in1, patut disangka dia bertindak sebagai pengganjil (3 angka ganjil kan..) agar bisa lolos jalur itu. Beliau ini turun dari kursi belakang sampil menenteng hape seri communicator atau sejenisnya. Mbak resepsionis berdiri menyambut beliau dengan senyum paling manis dan ucapan selamat pagi. Sesaat kemudian pak sopir tadi menyusul sambil membawa tas kerja yang mestinya berisi dokumen kerja atau laptop si beliau tadi.
Kejadian itu sering saya lihat waktu harus mendatangi kantor ini. Dalam pikiran saya, tidak jelas apakah jika si beliau ini akan turun derajat atau menjadi kurang terhormat jika tas kerjanya dibawa sendiri.

Di pesawat saat pulang ke surabaya, kebetulan di majalah Garuda ada tulisan yang berjudul "Chasing the elusive butterfly of efficiency" oleh Alistair G Speirs.Dia menulis keharusan efisiensi agar bisa survive dan merujuk kegiatan kegiatan tidak efisien yang ditunjukkan oleh pemimpin pemimpin di Indonesia misalnya
1. rapat mendadak, bagaimana rapat bisa menghasilkan sesuatu jika si pemimpin tidak punya agenda apa yang akan dibicarakan di pertemuan dan bawahan tidak membawa materi untuk dibicarakan ?

2. jika ada pejabat datang maka
a) disambut oleh sejumlah besar orang
b) disertai oleh sejumlah besar orang
c) a & b

3. yang disebutnya "Personal servant Syndrome", mempunyai asisten yang tugasnya membawa semua bawaan si pejabat tadi, meniru praktek di masa feodal

Yang diperlukan bangsa ini adalah, tandasnya adalah "leaders who demonstrate their skills and integrity, at least by carrying their own laptop." Setuju banget pak Speirs, bagaimana bisa memikul tanggung jawab kalau sekedar tas jinjing atau tempat kacamata saja harus dibawakan oleh bawahannya ?

Minggu, 20 Juli 2008

Naik Juga....

Akhirnya taxi dari bandara Juanda melakukan "penyesuaian" harga juga.Kalau dari pengumuman yang ditempel di loket, per 4 juli tarifnya jadi naik 40% (!). kalau sebelumnya dari juanda ke rumah sekitar wiyung terhitung zona IX, seharga 77ribu, sekarang jadi 102ribu. padahal jika naik si burung biru itu, dari rumah ke bandara paling cuma habis 85 ribu, itupun sudah pembulatan ke atas dari 81 ribu sekian ratus. Tambah tol 2000 dari gunung sari plus tol baru dari waru ke bandara 5000 (jalan se-iprit kok lebih mahal yah..) total jendal 92ribu. bedanya lumayan toh 10ribuan.

Yang bikin (agak) kesel , karena kita tidak punya pilihan lain selain naik angkutan itu. alternatif yang ada bis Damri ke terminal Bungurasih seharga 15ribu atau mobil kijang sewa saudaranya burung biru itu. Kalau rombongan 2-3 orang atau pas barengan istri-anak dan harus membawa tas segambreng seperti pas pulang dari Jakarta kemarin, rasanya memang harus "dipaksa" memilih taksi.

Beda dengan bandara Sukarno Hatta yang membolehkan taxi untuk mangkal di bandara dengan catatan harus punya sticker bandara. Konsumen dibolehkan untuk memilih mode angkutannya. Mau pilih yang merek Mercedez atau sedan dari sekitar 15an perusahaan taxi atau bis damri yang murah meriah (bandara-blok M 20ribu, ke bogor kalau tidak salah cuma 23ribu) ya monggo.... Sepertinya pengelola Juanda keukeuh semekeuh harus dikelola oleh koperasi salah satu angkatan itu.

Bukan berarti fanatik dengan si burung biru, sepertinya masuknya dia ke wilayah baru seringkali di"musuhi" oleh pemain lama. Padahal logikanya kalo memang lebih baik, kenapa takut disaingi? Di bandung, kabarnya sering diusir dari pangkalan dekat keramaian oleh taxi lain yang tidak berargo. Di semarang digosipkan beroperasi karena nepotisme, padahal meskipun direstui presiden pun kalau memang tidak bagus ya tidak bakal laku. Di juanda, selalu ada petugas tidak berseragam yang rajin mengusir taxi lain dari lapangan parkir. Bahkan pernah melihat sendiri, taxi yang itu, diminta oleh penumpangnya untuk menunggu dia menjemput ke dalam diusir dari lapangan parkir dengan alasan tidak berhak beroperasi di bandara. Memang kalau urusan duit, seseorang, apalagi kalau punya kuasa, suka lupa melepas tutup telinga untuk mendengar pendapat orang lain

Never stand between a male and a female orangutan

Diambil dari halaman travel tips di The official guide to indonesia gratis dari bank asing hasil comotan di executive lounge bandara Juanda. Tidak jelas ini pengumuman di mana, tapi menilik di halaman ecotourism ditulis homeland of orangutan adalah Tanjung Puting National park, patut disangka ini di sana.

Tertulis disana "Never stand between a male and a female orangutan". waduh... bagaimana pelancong bisa tahu mana yang jantan atau betina yah.. kan tidak semua pelancong punya pengetahuan seperti jagawana atau tarzan kali yah... atau barangkali yang betina mengenakan rok?

Sabtu, 28 Juni 2008

YES... AMD Rules......

Seperti karakter Roadrunner di kartun WB yang tak terkejar si willie coyote, peringkat 1 super komputer tercepat saat ini di http://www.top500.org/lists/2008/06 diberi nama Roadrunner. Si "pelari jalanan" ini bisa menghitung sampai 1,026 petaflops/detik. Petaflop adalah 1000 trilyun atau 1 kali 10 pangkat 15 (!!).

Fakta yang lebih seru adalah :
1. Prosesor yang dipakai adalah kawin silang IBM PowerXCell dan AMD Opteron.
Ya saudara saudara... komputer tercepat adalah keturunan dari AMD. Long Live AMD.....

2. Sistem operasinya adalah Red Hat Linux. Windows dipakai tertinggi di rangking 23. Dan MacOs di rangking 141.
Hemm.... good bye mister gates..

3. Komputer rangking 1,2,3 dan 5 dimiliki oleh US Departement of Energy.
Geek, nerd dan birokrasi sepertinya sudah jodoh kali yah...

4. Di top 50, vendor IBM membuat 36%, Cray 14%, Dell 10%, dan HP 6%


Konon Indonesia juga punya superkomputer di Puspitek Serpong, tapi tidak masuk hitungan tuh.. padahal di ranking 96 ada superkomputer rakitan sendiri.

Moral of the story, tidak bakalan rugi beli AMD.

sumber :
http://community.kompas.com/read/artikel/514

Rabu, 04 Juni 2008

Airport Lounge

Gara gara si junior dan emaknya di Jakarta, jadi berharap sering bolak balik ke sana. untungnya pula juragan besar sedang repot persiapan SAP. jadinya tiap minggu bolak balik ke jakarta.

hemmm... ada gunanya bikin kartu kredit, bisa numpang makan gratis sambil nunggu pesawat dan coba internet gratis di lounge Juanda. sayangnya di cengkareng harus berbayar. Coba kalo ada kamera digital.. bisa pameran foto pula nih....

Sabtu, 05 April 2008

YOUTUBE blackout

Gara gara dokumenter FITNA , Pak Nuh ikutan jadi meradang. Sejak beliau menjadi mentri, gebrakan tidak populis (bagi yang suka download FLV maksudnya) menutup Youtube mungkin akan membuat beliau tidak diidolakan lagi oleh sebagian (besar) perambah dunia maya. Alasannya sebagai kaum akademisi, beliau diharap akan lebih berpihak pada pengguna internet daripada ke birokrat.

Di sisi lain, karena beliau tanggung jawabnya sudah mencakup umat yang lebih besar dari "sekadar" umat ITS atau katakanlah kaum IT, tentunya punya pertimbangan yang lebih besar untuk menutup (sementara.. semoga) akses ke Youtube. Selama itu.. ya puasa nonton FLV lah....
hiks hiks hiks...

update:
di sini, salah satu perambah dunia maya membuat counter filmnya si Widers. Lebih elegan dan mengena daripada bakar ban di depan kedutaan Belanda tentunya.

update lagi (12/4, 08):
akhirnya youtube bisa diakses dan hanya diblok per-URL saja


Minggu, 24 Februari 2008

Pelajaran kebijakan

Terkadang nasehat kebijakan terbaik dilakukan oleh orang dan pada saat yang tak terduga. Jumat kemarin seperti biasa rame rame sholat jumat bareng teman teman kantor. Sebelum jumatan mampir dulu di dunkin donat (ehem.. maksudnya di empernya). Di situ pada hari jumat sudah berkumpul macam macam makanan, menunggu jamaah bubaran masjid yang langsung makan siang. Lumayan buat yang buru buru balik ke kantor.

Berencana makan di tempat mur-mer baru, sekedar pengganjal perut belilah aku "pentol". selembar ribuan berpindah tangan ke penjual versi hematnya bakso ini. Tidak lama setelah si penjual tadi memberikan bungkusan buatku, dia membungkus jualannya dan diberikannya ke tukang parkir. "Bagi bagi mas yah.." katanya pada si tukang parkir. Pikirku " upeti buat jagain jualannya kali nih.." Si penjual tadi buru buru masuk ke masjid karena sudah adzan. yang membuatku terkejut (tepatnya tersentuh), sambil berjalan masuk, dia memberikan keping receh ke pengemis di gerbang masjid. Tak hanya itu, dia menggamit seorang pengemis kecil, merangkul dan mengajaknya sholat jumat sambil memberinya keping receh. Si anak kecil tadi lari ke ibunya untuk minta ijin meninggalkan "tugas"nya sambil menunjukkan recehan tadi. Sayang si ibu tidak mengijinkan, jadi si anak kembali lagi ke gerbang untuk melanjutkan "tugas"nya.

Hitung punya hitung yang tukang jualan tadi berikan berharga beberapa lembar ribuan. Buat dia yang penghasilan sebulannya pasti di bawah UMR, harus mengayuh sepeda berkilo kilo dan bersaing dengan jajanan yang lebih elit macam ice cream, burger atau bahkan sekelas pisang goreng, uang sebesar itu bisa berarti keuntungannya selama seharian. Dia tidak merasa keberatan menyisihkannya dan merasa perlu gembar gembor akan perbuatannya hari itu.

Ah, memang mereka yang bijak hatinya tidak terduga oleh siapapun. hem.. bisa nggak yah aku seperti itu... Insya allah....

Senin, 14 Januari 2008

melayani dengan hati

Sejatinya melayani adalah tujuan utama dari bekerja. Dari pembantu ( no offence to all domestic helpers) macam guyonan srimulat yang kudu duduk di lantai saat wawancanda dengan juragannya sampai presiden yang "katanya" melayani kebutuhan seluruh rakyat indonesia. Membuatkan kopi dan mengantarkannya ke meja atau bahkan membuat deretan panjang java script. Ide utamanya adalah melayani, semua orang bisa dan mampu. Melayani dengan hati ? tidak semua orang sadar apalagi mau melaksanakannya.

Ilustrasinya seperti yang saya alami beberapa hari yang lalu.
Sabtu pagi di salah satu pertigaan jalan, berhenti sebentar buat beli KOMPAS eceran . Selagi berhenti di pingir jalan, terdengar klakson truk. sekali, pendek, seperti menyapa seseorang. Si penjual, perempuan 40an, sigap berlari ke truk itu sambil mengacungkan korannya. Sambil balik ke saya, dia berkata, " maaf ya mas ditinggal, biasalah mereka itu. rajin ambil koran tapi ngutang terus. mana harus nguber biar tidak kedahuluan lampu hijau lagi" sambil tertawa lepas. Setelah mengembalikan sisa uang , masih sempat dia berkata " terima kasih mas, hati hati di jalan". Sebagai orang yang pernah jadi kuli di industri retail dan dicekoki jargon jargon consumer service, saya kagum pada ibu ini yang memberikan layanan yang melebihi dari uang yang dia peroleh.

Minggu pagi, di kios koran dekat rumah. "Koran KOMPAS nya masih ada?" kataku ke ibu yang sedang duduk santai di pintu kiosnya. Tanpa berkata apapun, dia menunjuk ke bagian dalam. Yo wis, saya masuk saja ke kiosnya. Ada beberapa tumpuk koran lokal, Kompas dan tabloid. Setelah mengambil satu, saya memberikan uang. diterimanya uang saya dan ia menuju ke meja tempat ia menyimpan uang. sementara itu sambil menunggu kembalian saya membalik balik beberapa tabloid dan menawarkan istri untuk membeli tabloid. tidak ada yang cocok, saya menoleh ke meja si ibu tadi. sambil duduk, dia mengacungkan kembalian saya. terpaksa saya mendatangi mejanya dan mengambil uang kembaliannya. sambil mengucapkan terima kasih, saya mengambil uang itu dari tangannya. selama itu tidak ada sepatah katapun yang diucapkannya.

jualan barang yang sama, harga yang sama dengan pelayanan yang jauh berbeda. sepertinya memang tidak semua orang menyadari bahwa sekadar senyum atau terima kasih lebih akan bisa memberi lebih banyak dari yang dibayangkan. bayangkan pula bila hal ini terjadi di kantor kantor pelayanan publik, yang merasa bahwa "customer" lebih membutuhkan mereka dan tidak menyadari bahwa gaji yang mereka terima didapat dari pajak yang dibayarkan oleh "customer" tersebut.

Dan kita masih bangga berkata bahwa kita, bangsa Indonesia, adalah bangsa yang ramah

cari lagu dari liriknya (3)

berbekal sebaris kata "the rock that drag you to the bottom of the ocean", dimulailah usaha untuk bertanya ke paman google. dari kombinasi "lyric" , "song" dan kata tersebut, semuanya gagal total. pencarian dialihkan ke "find song by lyric". dari sana ada alternatif mesin pencari untuk menemukan lagu dari liriknya. bahkan ada yang menawarkan untuk mencari lewat senandung(!) potongan lagunya. tentu saja, harus disediakan microphone dan program tertentu untuk bisa capture voice si peminta. tapi tetap saja lagu tersebut tidak saya temukan.
akhirnya lewat sini, ditemukan lagu ini berjudul Heavenly oleh Skylar Blue, band indie dari amrik
wonder what another things that you can find in the net......